"Gugusan Renjana"
- Moch. Rifiyal Ka'bah
- 2 Okt 2022
- 1 menit membaca
Entah mulai dari mana, kalimat pertama puisiku dapat tertulis
Mungkin kalimat rancu, sumbang, dan rumpang
Sama halnya dengan menemukanmu, mungkin dari..
Kekasih, mendekatlah agar hati ini dapat memandangmu lebih jauh
Meskipun tak pernah kukenal wajahmu
Kuyakin parasmu merekah bungah
Kekasih, kita tidak pernah tahu pada waktu mana kita bertemu
Yang pasti, saat-saat itu adalah lengkapnya segala kekuranganku
Kan kulawan batas takdir demi menjemputmu pulang dalam relung hati
Sebab, aku tiada sanggup melihat kesedihanmu kasih
Bahkan kala aku terlelap, kedua matamu tetap terjaga dalam hayat
Hingga terlupa, sejauh kurangkai puisi ini, belum terselip namamu
Bagaimana mungkin aku menulis tanpa diksi terindah itu
Iya, namamu adalah puncak dari diksi, dan segala dari tema puisi
Sayangnya belum kujumpai pada siapa diksi ini dituju
Barangkali kita sudah pernah bersua dan saling mengenal
Bahkan barangkali hadirmu ada di sekitar?
Apapun itu cinta tentu bertemu di saat yang tepat
Tersembunyi di balik ikhtiar dan do'a-do'a romansa kita
Editor: Alif
Comments