top of page

"Satu Pekan Satu Tulisan, Impian Mulia Cah (baca: Anak) Produktif selama Pagebluk"

Oleh: Muhammad Alif Dzulfikar



Realita Kegiatan Menulis selama Pagebluk

Ternyata, pagebluk bukan menjadi akhir dari kehidupan manusia di bumi ini. Bukan “Akhir” memang, namun lebih tepatnya ialah, “Baru.” Bagaimana tidak, banyak hal yang tidak biasa kita lakukan, sekarang bahkan menjadi keseharian kita. Atau, banyak yang sebelumnya biasa kita lakukan, sekarang jarang bahkan dilarang. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa kita sekarang ini hidup di tengah pagebluk, dan itu masih terjadi sampai detik ini, siapa sangka?

Banyak istilah-istilah yang sebelumnya asing, hingga rasa-rasanya kini seakan sudah menjadi bagian dari diri kita sehari-hari, misalnya saja WFH atau work from home. Mengulas istilah yang pernah booming selama pagebluk ini, saya rasa hal ini bukan hanya berlaku bagi mereka yang secara harfiah bekerja di tempat kerja. Menyebut WFH, dengan kata work didalamnya saat ini memiliki arti yang luas, di mana seluruh kegiatan bisa tercakup di dalamnya, entah itu bekerja, belajar, rapat, bahkan belanja sekalipun.

Menulis, “Iya menulis,” merupakan salah satu wujud dari kata work dalam WFH. Di saat-saat pagebluk seperti sekarang ini, anak yang sok produktif macam saya ini tentu begitu kepikiran untuk menulis, dalam bentuk apapun dan tentang apapun itu. Pagebluk yang hampir genap setahun ini, ternyata menjadikan motivasi untuk menulis kian menggebu, entah kenapa alasannya. Alasannya (mungkin), karena di samping intensitasku (sebenarnya cah produktif lain juga sih) dalam memanfaatkan gawai yang kelewat tinggi selama WFH, atau juga karena banyaknya menelan sekian fenomena baru, unik, whatever is that yang aku rasa cocok untuk bisa diangkat menjadi topik sebuah tulisan. Aku sebut hal itu dengan fenomena kekenyangan ide yang akan kita bahas berikut ini.

Fenomena Kekenyangan Ide

Kekenyangan sudah barang tentu timbul akibat kelebihan mengonsumsi makanan. Lalu ngobrolin perihal “Kekenyangan ide,” apakah teman-temanku yang sok produktif ini juga sering mengalaminya? Sepertinya sih hal ini bukan sesuatu yang baru ya, melainkan kondisi yang sudah menjadi keseharian dan rutinitas cah produktif kala mencari inspirasi. Kalo boleh dijabarkan, kondisi kekenyangan ide nih satu kondisi umum di mana terlalu banyaknya inspirasi (biasanya berupa hal yang baru dan menarik) yang kita dapat.

Iya, mengamati situasi pandemi, yang mana seambrek hal baru dan unik secara massal bermunculan di depan mata, di situlah otak tuh rasanya langsung full block style terisi dengan beragam jenis ide. Well,saking banyaknya (alias kekenyangan ide), bukan malah membuat kita lebih mudah untuk menulis, tapi malah kebingungan jadinya mau mengangkat topik yang mana karena semua tuh rasa-rasanya menarik dan patut untuk bisa diangkat menjadi sebuah tulisan. Keadaan inilah yang hampir pasti membuat impian mulia tersebut (mohon baca kembali judul euy!) tidak bisa dicapai dengan mudah.


Gairah Menulis tanpa Realisasi

Kalau bisa dibilang, golongan yang mengalami hal ini, kebanyakan adalah orang-orang munafik (aku sendiri masuk nih, wkwkwk). Bagaimana tidak, di saat kondisi hati sedang menggebu-gebu ingin untuk segera menulis, cah produktif ini malah terlalu asyik berdiam diri, menghabiskan waktu hanya untuk berangan-angan, melamun tentang keinginan menulisnya tersebut entah sebab apa. Lalu, benarkah ini yang dinamakan dengan mager (malas gerak)? Belum tentu.

Tidak sepenuhnya fenomena kedua ini adalah manifestasi dari sebuah kemalasan. Karena sepertinya, jika kita coba runtut dari fenomena yang pertama, maka akan kita dapati bahwa sebenarnya fenomena kedua ini merupakan lanjutan dari yang pertama. Iya, biar kuperjelas, bahwa akibat dari terlalu banyaknya ide, menyebabkan kita terhenti di tahap di mana kita hanya akan mencoba mempertimbangkan ide mana yang cocok untuk bisa kita jadikan tulisan tanpa bisa berlanjut untuk mengeksekusinya menjadi tulisan yang sebenarnya.

Kalo bisa digambarkan, kurang lebih akan begini jadinya. Suatu ketika, “Bagus nih kalo aku angkat topik ini jadi tulisan,” kataku. “Eh, topik ini lebih cocok deh. Jadi nanti gini nih judulnya, ...,” pikirku lagi. Setelah melihat ini, membaca itu, mendengarkan podcast ini, membaca artikel itu, aku pun sekian kali mencoba mengganti rancangan topik untuk calon tulisanku. Dan beginilah kondisi tersebut berlanjut, kegiatan menulis pun terhenti, tanpa ada realisasi, bahkan sekadar eksekusi sekalipun.

Adakah Solusinya?

Jujur saja, dalam tulisan ini, sebenarnya diriku sendiri tidak berniat untuk menyuguhkan solusi apapun. Dan agar diketahui juga, bahwa di sini, aku hanya mencoba memberikan gambaran bagaimana tantangan-tantangan selama menulis tersebut seakan-akan memberikan kita semangat palsu, semangat yang hanya berdiam di hati, tanpa realisasi, sekian.

1 Comment


Jangan lupa untuk sematkan komentar serta bubuhkan cinta terbaik kalian di postingan ini ya

Like

Subscribe Form

Thanks for submitting!

Jl. Andansari Gg. Bandung 3 No. 8 Kode Pos 62216 Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

©2020 by Kacamata Penasaran. Proudly created with Wix.com

bottom of page