"Surat dari Zodiya"
- kncll
- 27 Agu 2022
- 2 menit membaca
Surabaya, 27 juni 2022 Seuntai surat untuk kekasihku Lintang
Hai Lintang, selamat pagi. Ah, aku tidak tahu di sana sedang pagi, siang, ataupun malam. Yang kutahu kutulis surat ini saat pagi Lintang. Harusnya aku menulis ini tadi malam saat kau bersinar begitu terang di langit Surabaya sampai aku tak mau melakukan apapun kecuali melihatmu semata. Oh iya, bagaimana kabaramu di sana? sudah dua bulan sejak kau pergi ke Bunaken. Apakah sudah kau temukan apa yang terlintas dalam mimpimu? Aku tak tahu malam itu apa yang kau mimpikan sampai kau langsung pamit padaku keesokan harinya. Saat itu kau hanya bilang āAku akan pergi ke Bunaken di mana mimpiku menuntunku ke sana.ā Kau tahu? Aku sangat bingung saat itu apa yang sedang kau cari dan pikirkan. Kenapa kau hanya berkata seperti itu lalu pergi? Malam harinya aku menunggu pesan darimu berharap akan ada kabar. Benar saja, aku hanya menemani sunyi sembari merindu.
Lintang, aku hanya menunggu kabar darimu āMalam Zodiya, hari ini kuhabiskan untuk menyelam dan bersua terumbu karang yang sangat langka.ā Atau, āPagi Diya, hari ini aku sudah sarapan ditemani Dabuādabu. Kau jangan lupa sarapan juga yang bergizi agar kau tidak sakit. Suatu saat kalau ke sini akan aku ajak mencicipi Dabu-dabu.ā Ah, memang hanya sedikit saja yang ingin aku dengar. Lintang, kau jangan menghilang seperti bintang-bintang di langit Surabaya.
Kau bisa membalas pesan-pesan yang kukirimkan kepadamu dengan apa saja. āMaaf, aku sedang sibuk entah sampai kapan nanti aku hubungi lagiā misalnya, atau apapun adanya. Jangan mendiamkanku saperti ini dan membuatku bingung apakah kau baik-baik saja atau sudah mati dimakan gurita di Bunaken sana. Tahukah kau kenapa aku menulis surat ini? Seperti yang aku katakan di awal, kemarin malam bintang sangat terang di langit seperti biasa. Lalu tiba-tiba aku sangat merindukanmu tapi sayang sekali aku tidak tahu sekarang kau di Bunaken sebelah mana? Apa kau sudah beranjak dari sana dan berpindah ke belahan bumi yang lain? Mungkinkah semua pesanku begitu remeh? juga dengan surat-surat yang selama ini kutulis, apakah hanya tergeletak di atas meja tanpa bisa kau terima dan baca sejenak? Lintang, saat kau mengingatku, segeralah pulang! karena aku sedang menunggumu.
Comments